SARIDIN LAHIR
Saridin alias Syeh
Jangkung.
Banyak sudah kita mendengar kehebatan ulama
pesisir ini tapi minim sekali informasi yang memberikan jawaban atas
pertanyaan mendasar, siapakah Saridin itu? Dari latar belakang apa
sehingga dimasa dewasanya memiliki daya linuwih. Bukan hanya
bupati pati, tetapi Raja Matarampun rela bertani sekadar memberikan kesempatan
kepada saridin untuk menyelesaikan konflik di kotaraja Mataram.
Lakon Saridin Lahir.
Lakon ini didukung oleh seniman dari latar
belakang yang berbeda. Saridin Lahir merupakan Kethoprak Gabungan
antara Ketoprak Sri Budaya Pati dengan Kethoprak
Mataram RRI Yogyakarta. Sungguh perpaduan yang tidak gampang
dilakukan untuk sebuah pagelaran yang akan dikemas dalam pita kaset
sebagai barang komuditi.Saridin Lahir seakan telah melengkapi cerita panjang
sang cikal bakal dukuh Milono yang legendaris ini
Berikut adalah hasil conver Saridin
Lahir
- Kethoprak – Syeh Jangkung (Saridin) Lahir _1a
- Kethoprak – Syeh Jangkung (Saridin) Lahir _1b
- Kethoprak – Syeh Jangkung (Saridin) Lahir _2a
- Kethoprak – Syeh Jangkung (Saridin) Lahir _2b
- Kethoprak – Syeh Jangkung (Saridin) Lahir _3a
- Kethoprak – Syeh Jangkung (Saridin) Lahir _3b
- Kethoprak – Syeh Jangkung (Saridin) Lahir _4a
- Kethoprak – Syeh Jangkung (Saridin) Lahir _4b
- Kethoprak – Syeh Jangkung (Saridin) Lahir _5a
- Kethoprak – Syeh Jangkung (Saridin) Lahir _5b
- Kethoprak – Syeh Jangkung (Saridin) Lahir _6a
- Kethoprak – Syeh Jangkung (Saridin) Lahir _6b(tamat)
Andum Waris
Inilah
sekilas tentang Saridin:
Saat
era Wali Songo, di suatu daerah di pesisir utara pulau Jawa, tepatnya di daerah
Pati, tersebutlah seorang pemuda desa yang lugu dan bersahaja, bernama Saridin.
Nama Saridin mungkin tidak begitu tenar secara nasional, tapi sudah melegenda
secara regional. Region itu adalah wilayah Demak Kudus Pati Juwono Rembang,
atau yang sering dilafadzkan sebagai Anak Wedus Mati Ketiban Pedang.
Saridin
seorang sakti, namun lugunya tidak ketulungan, sehingga (seakan) tidak
menyadari kesaktiannya.
Dia
pernah membunuh kakak iparnya, karena sang kakak sering mencuri durian miliknya.
Saat itu kakaknya menyamar menggunakan pakaian harimau, sehingga Saridin tidak
mengenali. Dengan sekali tombak, matilah sang ipar. Saat ditanya oleh
petugas, Saridin mengaku tidak membunuh kakaknya, melainkan membunuh harimau
yang mencuri duriannya.
Meskipun
jika pakaian harimau dibuka, Saridin tau bahwa itu kakak iparnya. Kalo secara
hukum, Saridin tidak bersalah, karena membela miliknya, dan tidak menyadari
kalo harimau itu adalah kakaknya. Namun demikian, Saridin tetap harus
dipenjara.
Untuk
memasukkan ke penjara bukan hal mudah, karena Saridin ngotot tidak bersalah.
Akhirnya Adipati Jayakusuma, pemimpin pengadilan, menggunakan kalimat lain,
bahwa Saridin tidak dipenjara, melainkan diberi hadiah sebuah rumah besar,
diberi banyak penjaga, makan disediakan, mandi diantarkan. Akhirnya Saridin
bersedia.
Sebelum
dipenjara, Saridin bertanya apakah boleh pulang kalo kangen anak dan istrinya.
Petugas menjawab: “boleh, asal bisa” . Dan terbukti beberapa kali Saridin
bisa pulang, keluar dari penjara di malam hari dan kembali lagi esok harinya.
Karena
Adipati jengkel, Saridin dikenai hukuman gantung. Tapi saat digantung para
petugas tidak mampu menarik talinya karena terlalu berat. Saridin menawarkan
ikut membantu, dijawab oleh Adipati: “boleh, asal bisa”. Dan karena ijin itu
Saridin lepas dari talinya, lalu ikut menarik tali gantungan.
Adipati semakin murka, dan menyuruh
membunuh Saridin saat itu juga. Sebuah tindakan putus asa seorang penguasa.
Saridin
melarikan diri sampai ke Kudus, yang lalu berguru pada Sunan Kudus. Di sini
Saridin tidak berhenti menunjukkan kesaktiannya, malah semakin menonjol.
Saat
disuruh bersyahadat oleh Sunan Kudus, para santri lain memandang remeh pada
Saridin, apa mungkin Saridin bisa mengucapkannya dengan benar.
Tapi
yang terjadi sungguh di luar dugaan semua orang. Saridin justru lari, memanjat
pohon kelapa yang sangat tinggi, dan tanpa ragu terjun dari atasnya. Sampai di
tanah, dia tidak apa-apa. Semua pada heran pada apa yang terjadi.
Sunan
Kudus menjelaskan, bahwa Saridin bukan cuma mengucapkan syahadat, tapi seluruh
dirinya bersyahadat, menyerahkan seluruh keselamatan dirinya pada kekuasaan
tertinggi. Kalo sekedar mengucapkan kalimat syahadat, anak kecil juga bisa.
Namun
Saridin masih tetap dilecehkan oleh para santri. Saat ada kegiatan mengisi bak
air untuk wudlu, Saridin bukannya diberi ember, malah diberi keranjang. Tapi
dengan keranjang itu pula Saridin bisa mengisi penuh bak air.
Saat
Saridin mengatakan bahwa semua air ada ikannya, tidak ada yang percaya.
Akhirnya dibuktikan, mulai dari comberan, air kendi sampai air kelapa, ketika
semua ditunjukkan di depan Saridin, semua ada ikannya. Akhirnya Saridin
diusir oleh Sunan Kudus, harus keluar dari tanah Kudus.
Singkat
cerita, Saridin yang ternyata murid dari Sunan Kalijaga ini bertemu lagi dengan
gurunya. Saridin diperintahkan untuk bertapa di lautan, dengan hanya dibekali 2
buah kelapa sebagai pelampung. Tidak boleh makan kalo tidak ada makanan yang
datang, dan tidak boleh minum kalo tidak ada air yang turun. Pada akhirnya,
Saridin dikenal sebagai Syeh Jangkung, yang tinggal di desa Landoh, Kayen,
Pati.
- Syeh Jangkung, Andum Waris 1a
- Syeh Jangkung, Andum Waris 1b
- Syeh Jangkung, Andum Waris 2a
- Syeh Jangkung, Andum Waris 2b
- Syeh Jangkung, Andum Waris 3a
- Syeh Jangkung, Andum Waris 3b
- Syeh Jangkung, Andum Waris 4a
- Syeh Jangkung, Andum Waris 4b
- Syeh Jangkung, Andum Waris 5a
- Syeh Jangkung, Andum Waris 5b
Geger Palembang
Pada
akhir episode Andum Waris, Saridin harus menerima hukuman untuk di larung ke
lautan dengan menaiki buah kelapa. Dalam perjalanannya, Saridin terdampar
di Tanah Palembang yang ketika itu tengah dilanda konflik dikalangan elit
Kasultanan Palembang.
Sultan
Iskandar di Palembang sudah uzur dan sudah pada waktunya menyerahkan tampuk
pemerintahan kepada Putra Mahkota yaitu Pengeran Alamsyah.
Permasalahannya adalah karena Pangeran Alamsyah masih terlalu muda untuk
memimpin Negara, terlebih saat ini Pangeran Alamsyah sedang menuntut ilmu.
Keadaan
ini dimanfaatkan oleh adik Sultan Iskandar yaitu Pengeran Sanggar Singgih yang
ternyata punya affair dengan permaisuri Sultan Iskandar. Tidak
berhenti sampai disitu, Permaisuri dan Pangeran Sanggar Singgih berkomplot
untuk menghabisi Sultan. Dalam sebuah kesempatan, Sultan meninggal dunia
secara mendadak. Pada saat itulah Sanggar Singgih masuk menggantikan Sultan
Iskandar, kendati cuma bersifat sementara.
Pertanyaannya
adalah dimanakah peran Saridin (Syeh Jangkung) dalam masalah ini?
Syeh Jangkung, Geger Palembang 1
- Syeh Jangkung, Geger Palembang 2
- Syeh Jangkung, Geger Palembang 3
- Syeh Jangkung, Geger Palembang 4
- Syeh Jangkung, Geger Palembang5
Ontran-ontran Cirebon
Yang
sampai saat ini, menjadi pertanyaan saya adalah Nama Syeh Jangkung. Kenapa Jangkung? Dalam
pemahaman secara terminologis, Jangkung memiliki makna tinggi (dalam konotasi
fisik / tubuh manusia). Saya befikir, bahwa Saridin disebut Syeh Jangkung
mungkin disebabkan karena Saridin memiliki fisik / tubuh dengan ukuran cukup
tinggi dibanding rata-rata orang jawa waktu itu. Jelasnya, Saridin
memiliki tubuh yang jangkung.
Ketika
banyak mendengarkan cerita ketoprak dan membaca sedikiit referensi, tak satupun
alasan yang memperkuat dugaan saya tentang Saridin secara fisik. Dalam
berbagai dialog dan tulisan-tulisan tentang Saridin, tak pernah ada
pepenggambaran secara fisik yang mendeskripsikan bahwa Saridin bertubuh
jangkung. Tapi, kenapa Syeh “Jangkung”?
Akhirnya
saya menoleh ke kamus besar Bahasa Jawa. Disana disebutkan bahwa Jangkung
dapat berarti, mendorong, menyetujui, memberikan restu. Dari sini, logika
bodoh saya berfikir bahwa Gelar Syeh Jangkung yang diberikan kepada Saridin,
bukan karena fisik Saridin yang tinggi (jangkung) tetapi karena Saridin selalu
mendorong dan memberikan restu serta “njangkung” setiap perbuatan baik, dan
kenyataannya dengan “jinangkung” oleh restu Saridin, setiap permasalahan dapat
diselesaikan. Wallahualam
Setelah
berhasil membantu menyelesaikan “ontan-ontran” di Kasultanan Palembang, Saridin
yang sekarang sudah memakai sebutan Syeh Jangkung, melanjutkan pengembaraannya
di pesisir Laut Jawa, harus terlibat dengan konflik di Kasultanan Cirebon, yang
saat itu sedang dalam masalah serius.
Puteri
Sultan Cirebon yaitu Cut Syamsiatun sedang menderita sakit ingatan, karena
kekasihnya, putra Sultan Banten yaitu Pengeran Elang Muhammad meninggal secara
misterius. Para elit Kasultanan saling curiga dan saling menduga siapa
pembunuh Elang Muhammad.
Atas
petunjuk Sunan Kalijaga, Patih Secanegara mencari Syeh Jangkung yang
tengah melakukan pengembaraan di Laut Jawa. Patih Secanegara berhasil
bertemu dengan Syeh Jangkung dan meminta untuk membuka tabir yang menyelimuti
Kasultanan Cirebon.
Bagaimana
cara Syeh Jangkung menyelesaikan Ontran-ontran di Cirebon?
- Syeh Jangkung, Ontran-ontran Cirebon 01
- Syeh Jangkung, Ontran-ontran Cirebon 02
- Syeh Jangkung, Ontran-ontran Cirebon 03
- Syeh Jangkung, Ontran-ontran Cirebon 04 (tamat)
Bedhahing Ngerom
Masih
tentang Saridin (Syeh Jangkung) dalam perjalanan spririualnya. Kali ini
perjalanan Saridin memasuki wilayah Turki (Ngerum) yang kala itu tengah
dirundung masalah. Sultan Abukorim, Raja Turki yang berkuasa kala itu,
belum didampingi permaisuri dirasakan oleh para sentana dan punggawa kasultanan
sebagai hal yang sangat mengganggu dan berdampak pada kewibawaan Sultan.
Oleh karena itu, atas Bujukan Patih Johanpre Sultan Abukorim diminta untuk
mencari puteri sebagai permaisuri Kasultanan Ngerum. Patih Johanpre
memperlihatkan gambar perempuan cantik dari seluruh penjuru dunia untuk dipilih
oleh sultan. Sudah banyak gambar yang diperlihatkan oleh Patih Johanpree
mulai dari Puteri Jepang, Cina, India dan lain lain tetapi belum memenuhi harapan
Sultan Abukorim, kecuali gambar seorang puteri yang berasal dari Tanah Jawa,
puteri Sultan Agung Hanyakrakusuma, yang sangat menarik Hati Sultan Abukorim.
Patih
Johanpre menolak ketika diperintah untuk melamar Putri Sultan Agung
hanyakrakusuma tersebut. Bahkan sudah berani memastikan bahwa Sultan
Agung Hanyakrakusuma tidak akan menyerahkan puterinya jika dilamar oleh orang
asing. Lebih buruk lagi, Patih Johanpre menyarankan untuk menculik Putri
Tamnah jawa tersebut. Sekali lagi, dengan berbagai alasan Patih Johanpre
juga menolak ketika diperintah untuk menculik Putri Sultan Agung
Hanyakrakusuma. Akhirnya, Sultan Abukorim sendiri yang harus melaksanakan
rencana penculikan putri idamannnya itu.
Sementara
itu, perjalanan laut Saridin dengan naik buah kelapa sampai di Pesisir Selatan
tanah jawa dibawah wilayah kekuasaan Mataram. Ketika tiba-tiba buah
kelapa itu terdampar dipantai, naluri Saridin membisikkan akan adanya sebuah
peritiwa besar di wilayah Mataram.
Sangat
jelas, bahwa peristiwa ini terkait dengan penculikan puteri Sultan Agung
Hanyakrakusuma oleh Sultan Ngerum, Abukorim. Tapi bagaimana
kejadiannnya? Bagaimana Saridin bisa masuk ke wilayah Mataram?
Apakah Syeh Malaya (Sunan Kalijaga) masih berperan? Bagaimana hubungannya dengan
judul lakon Bedhahing Ngerum? Berhasilkan Sultan Abukorim menculik Puteri
Mataram? Kenapa Patih Johanpre menolak menjalankan perintah Sultan
Abukorim? dan masih banyak pertanyaan lain yang hanya bisa terjawab apabila
anda mendengarkan secara runtut cerita ini.
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum1_1
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum1_2
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum1_3
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum2_1
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum2_2
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum2_3
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum3_1
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum3_2
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum3_3
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum4_1
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum4_2
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum4_3
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum5_1
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum5_2
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum5_3
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum6_1
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum6_2
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum6_3
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum7_1
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum7_2
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum7_3
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum8_1
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum8_2
- Seri Syeh Jangkung, Bedhahing Ngerum8_3(tamat)
Sultan Agung Tani
Masih
ingat serial Syeh Jangkung Ontran-ontran
Cirebon? Ketika itu diceritakan Saridin menikahi Rohayati, Putri
Sultan Cirebon. Dari pernikahan itu, lahir anak laki-laki yang diberinama
: Kasan Haji. Akan tetapi, sejauh ini Ibu dan Kakeknya masih
merahasiakan tentang siapa sebenarnya ayah Kasan Haji. Ketika menjelang dewasa,
keinginan Kasan Haji untuk bertemu dengan ayahnya tak terbendung lagi.
Maka atas ijin Sultan Cirebon berangkatlah Kasan Haji bersana Rohayati, ibunya
untuk mencari Saridin (Syeh Jangkung) ke Miyono, Pati.
Di
Alas Roban, Windu Legkoro, Raja jin di wilayah itu, merasa sangat kecewa ketika
mendapat laporan anak buahnya saat di perintahkan untuk membuat kekacauan di
Mataram. Retno Jinoli putri Mataram yang menjadi target untuk diganggu
oleh anak buah Windu Lengkara mendapat perlindungan oleh seorang sakti yang
bernama Saridin (Syeh Jangkung). Windu Lengkara merasa sangat penasaran
atas kesaktian Saridin yang telah berhasil mengalahkan anak buahnya.
Itulah sebabnya, dengan menyamar sebagai manusia, dia bermaksud ke Milono,
untuk menjajal kesaktian Saridin.
Ditengah
perjalanan, Windu Lengkara bertemu dengan Kasan Haji dan rombongannnya.
Ketika memandang Rohayati muncul hasrat Windu untuk memperisteri isteri Saridin
itu. Tentu saja Rohayati menolak dan dengan sekuat tenaga Kasan Haji berusaha
melindungi ibunya.
Jika
anda telah mengikuti serial Syeh Jangkung, Bedahing Ngerom
pasti anda sudah tahu apa, siapa dan bagaimana Retno Jinoli itu. Akan
tetapi pertanyaannnya adalah bagaimana upaya Rohayati untk mengantar aKasan
Haji menemui Saridin? Mampukan Kasan Haji melindungi Ibunya dari upaya jahat
Windu Lengkara? Kenapa serial Syeh Jangkung kali ini berjudul Sultan
Agung Tani? Untuk menjawab pertanyaan itu, kami persilahkan anda
untuk mengikuti Serial ini sampai tuntas.
- Saridin Sultan Agung Tani 1a
- Saridin Sultan Agung Tani 1b
- Saridin Sultan Agung Tani 2a
- Saridin Sultan Agung Tani 2b
- Saridin Sultan Agung Tani 3a
- Saridin Sultan Agung Tani 3b
- Saridin Sultan Agung Tani 4a
- Saridin Sultan Agung Tani 4b
Keris Jangkung
KERIS JANGKUNG
Di
daerah pati ada sebuah nama yg cukup terkenal Ondo Rante namanya dia merasa
terganggu dengan adanya org yg bersiar agama dan akhirnya membuat keonaran di
daerah tersebut akan tetapi Adipati Pati Mangun Oneng mendengar warta itu dan
di utuslah Ulama yg bernama kyai Makdum Alatas tapi msh blm bisa dikalahkan
malahan kyai Makdum Alatas sampai wafat, dan Syeh Jangkung merasa batinnya ga
eanak berangkatlah ke Mataram menemui Sultan Mataram mendengar cerita tersebut
syeh jangkung tergugah dan diutuslah beliau oleh Sultan Mataram tapi dgn syarat
harus dgn wanita cantik untuk memikat Putri dari Sumbo Pradan yg bernama
Guranti dan berangkatlah untuk menemui Ondo Rante sambil menawarkan Tuak
setelah diminumnya Tuak tersebut menjadi tak sadarkan diri dan ketahuan
kelemahannya yang akhirnya Ondo Rate dibawa kekadipaten dan diikat diatas
ondo/tangga dgn rantai emas yang ditarik dengan Gajah dan akhirnya terbelahlah
tubuh Ondo Rante menjadi 2 dan tidak boleh disatukan pemakamannya yg akhirnya
dimakamkan bersebarangan dgn kali/sungai di Kali ngranten Desa Prenggan .
Dilain
cerita setelah sepulangnya dari kadipaten syeh jangkung pulang untuk menemui
putranya Momok akan tetapi tidak ketemu ternyata Momok pergi dari rumah untuk
mencari pekerjaan di desa Pesanggrahan dirumah Bopo Dupo Somo menjadi tukang
angon kebo dan anak Ki Dupo Somo Sutarsih suka dg Momok dan terjadi pertikaian
dgn Lodang murid Ki Dupo Somo karena dia jd seneng dgn Sutarsih akan tetapi yg
jd korban Kebonya yg diangon Momok karena Momok bersalah Dia dihajar Ki Dupo
Somo dan disitulah bertemu juga dengan Syeh Jangkung dan adu kesaktian antara
Ki Dupo Somo dgn Syeh Jangkung dan mengaku kalah Ki Dupo Somo dan mengajak
berbesan dari situ Momok diajak pulang keKayen dengan membawa kerbau yg diberi
oleh Ki Dupo Somo. Hari berikutnya kerbau Wungkul digembala Momok sampai ke
desa Trangkil dan memakan padi org dan tejadi pertikaian dgn yg pny sawah Ki
Ketip Trangkil (Utara Sunan Kudus) dengan kesaktiannya kerbau yang tadinya
hidup menjadi mati dan dihidupkan lagi oleh Syeh Jangkung dan terjadi
perkelahian antara Ki Ketip Trangkil dgn Syeh Jangkung bahwasannya dgn mudah
mendapat gelar Syeh padahal Ki Ketip Trangkil sdh bertahun2 mengajar agama
Islam belum bias mendapat gelar tsb sampai Syeh Jangkung mau dikubur didlm
sumur yg sekarang menjadi Desa Sumur Bandung yang akhirnya Ki Ketip Trangkil
dibuang kekudus dengan iketnya Syeh Jangkung sekali kibas .
- Keris Jangkung 01
- Keris Jangkung 02
- Keris Jangkung 03
- Keris Jangkung 04
- Keris Jangkung 05
- Keris Jangkung 06
- Keris Jangkung 07
- Keris Jangkung 08
- Keris Jangkung 09
- Keris Jangkung 10
- Keris Jangkung 11
- Keris Jangkung 12
- Keris Jangkung 13
- Keris Jangkung 14
DUMADINE LULANG KEBO LANDOH
Pada
episode inilah puncak “karier” Syeh Jangkung. Secara de facto dia
telah menjadi ulama dan paranpara Negara Mataram. Tak kurang,
Sultan Agung rela menjadi petani menggantikan Syeh Jangkung yang ketika itu
sedang sibuk menggarap sawah demi meminta kesediaan kyai eksentrik ini
mennyelesaikan permasalahan dan pageblug yang menimpa keraton Mataram
akibat ulah lelembut yang membuat bencana di seantero keraton Mataram.
Dari
sinilah sekuel ini dimulai. Syeh Jangkung bisa datang ke Mataram memenuhi
harapan Sultan Agung untuk menumpas gerombolan jin yang dipimpin oleh Kalawindu
yang telah menguasai keraton Mataram. Atas keberhasilan Syeh Jangkung
menumpas gerombolan Jin Kalawindu, Sultan Agung bermaksud memboyong Keluarga
Besar Syeh Jangkung di Miyono, Pati (termasuk Retna Jinoli) untuk tinggal di
Mataram, akan tetapi Syeh Jangkung menolak, karena banginya tinggal di Miyono
sebagai petani terasa lebih nikmat jika di jalani dengan ikhlas.
Sementara
itu, keberadaan Syeh Jangkung di Miyono terasa sangat mengganggu keberadaan
Panti Kudus yang dipimpin oleh Sunan Kudus. Hal ini karena ajaran yang di
bawa oleh Saridin dapat membahayakan santri-santri lain pada umumnya.
Oleh karena itu, dengan semakin banyaknya warga (terutama santri) yang berguru
ke Miyono menjadikan Sunan Kudus makin gusar. Kegusaran Sunan Kudus
kemudian dibawa ke Kabupaten Pati.
Dengan
mengingatkan kembali kejadian lolosnya Saridin dari penjara Kadipaten Pati
sampai kejadian gagalnya hukuman gantung yang dijatuhkan kepada Saridin atas
tuduhan terbunuhnya kakak ipar Saridin saat memakai pakaian harimau beberapa
tahun yang lalu, Adipati Tandanegara termakan oleh masukan Sunan Kudus.
Oleh karena itu, diputuskan untuk membubarkan perguruan (baca: pesantren di
Miyono) yang diasuh oleh Syeh Jangkung bagaimanapun caranya!
Bagaimana
kelanjutan kisah ini? Berhasilkah Sunan Kudus membungkam kehebatan
Saridin? Apa hubungannnya dengan Lulang Kebo Landoh? Dan banyak lagi pertanyaan
lain yang masih menggantung selama anda belum tuntas mendengarkan cerita
ini. Episode ini adalah jawaban terakhir atas berbagai pertanyaan seputar
Kisah Saridin (Syeh Jangkung) yang demikian melegenda di Kabupaten Pati dan di
pesisir utara Jawa Tengah pada umumnya.
Selamat
menikmati……………….
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_1_1
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_1_2
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_1_3
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_2_1
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_2_2
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_2_3
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_3_1
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_3_2
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_3_3
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_4_1
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_4_2
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_4_3
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_5_1
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_5_2
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_5_3
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_6_1
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_6_2
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_6_3
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_7_1
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_7_2
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_7_3
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_8_1
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_8_2
- Syeh Jangkung, Dumadine Lulang Kebo Landoh_8_3
ANDHARANTE
Ringkasan
cerita :
Ketoprak Sri Kencono Budhoyo, Ondorante – Syeh Jangkung
Ketoprak Sri Kencono Budhoyo, Ondorante – Syeh Jangkung
Konon,
pada masa pemerintahan Sultan Agung, ada kawula Kadipaten Pati yang
suka membuat onar. Namanya Ondorante. Kisahnya, Ondorante sering marah
dan membubarkan orang-orang yang mau salat di masjid. Beduk masjid di rusak,
perempuan-perempuan berjilbab diejek, dilempari batu. Berkali-kali umat Islam
di desa melawan, namun selalu kalah karena kesaktian Ondorante sangat tinggi.
Bahkan ketika Adipati Mangun Oneng (Adipati Pati) dan Tumenggung Sombo
Pradan juga turun tangan, keduanya juga dibuat bertekuk lutut oleh
Ondorante.
Akhirnya,
peristiwa itu dilaporkan ke Mataram. Sultan Agung mengutus Syekh Makdum
Alatas untuk menangani ontran-ontran tadi. Kepada Syekh Makdum dijanjikan,
kalau bisa ngrangket Ondorante akan dihadiahi tanah untuk mendirikan pondok
pesantren di Sitinggil (desa tempat Ondorante berada). Singkat cerita,
setelah mereka bertemu, Syekh Makdum dan Ondorante terlibat perdebatan sengit.
Dan karena Ondorante tidak mau menyadari kesalahan, maka terjadilah perang
tanding. Hanya, perang tanding itu pun juga tidak menyelesaikan masalah.
Sebab, kesaktian mereka seimbang. Keduanya sama-sama teguh tanggon,
sama-sama memiliki segudang aji jaya kawijayan sekaligus penangkal.
Ketika
sedang silih ungkih itu, tiba-tiba Syekh Makdum sadar, dan ingat pesan almarhum
guru. Kemudian dia menghindar dari gelanggang dan menemui muridnya, Klinthing
Wesi. Kepada si murid ia berbisik, ‘’Rumangsa lingsem aku ditantang
bocah nganti padudon ngrembug bab kapitayan. Awit aku kemutan marang dhawuhe
guruku biyen, menawa kapitayanmu iku kapitayanmu, kapitayanku iku
kapitayanku…’’ Dengan kesadaran seperti itu Syekh Makdum segera melakukan salat
makrifat. Setelah salat ia meninggal dengan tenang tanpa sebab. Konon, setelah
dikubur, dari makamnya muncul keris yang dapat mengalahkan Ondorante. Keris
tersebut dinamai Keris Kyai Jangkung.
Dalam
kisah ketoprak ini diceritakan pula mengapa Ondorante suka marah-marah terhadap
orang-orang yang akan salat di masjid. Ia jengkel mendengar azan, yang oleh
Ondorante bunyinya dipelesetkan menjadi: ‘’lawa bubar…lawa bubar.’’
Merusak beduk karena jengkel suaranya kok dipercaya, dan membuat orang-orang
berdatangan ke masjid untuk salat. Padahal, beduk hanya terbuat dari kulit
sapi. Ia juga jengkel kepada perempuan-perempuan berkerudung (berjilbab) karena
tidak bisa melihat dan menikmati kecantikannya. Menurut Ondorante, pakai jilbab
seperti orang mau ‘’ngundhuh tawon’’.
Kalau
dionceki, tokoh Ondorante ini jelas menunjukkan tanda-tanda orang
bingung. Persis unen-unen Jawa: gudel bingung. Anak kerbau yang nyrudug-nyrudug
tak keruan juntrungnya karena tidak tahu dan tidak bisa menyesuaikan
diri terhadap situasi kondisi yang dihadapi. Orang bingung sering juga
digambarkan seperti ‘’nglangkahi oyod mimang’’. Konon, oyod mimang
ada yang mengartikan akar beringin. Namun dalam pandangan lain, oyod
mimang adalah akar pohon apa saja yang bentuk dan strukturnya aneh.
Ujung akar membentuk belitan berkali-kali dan tidak lagi memanjang seperti
lazimnya akar biasa.
Dalam
pandangan kejawen, orang bingung digambarkan seperti ‘’kelangan keblat’’.
Seluruh sikap perilakunya jadi kehilangan arah, berputar-putar tak tentu
tujuan. Mau ke utara, jalannya ke selatan. Mau ke barat, langkahnya menuju
timur. Dan celakanya, orang bingung jadi sering bertindak ngawur, ceroboh, grusa-grusu.
Persis seperti Ondorante. Orang bingung sama halnya tengah mengalami
kegelapan. Menurut kapitayan Jawa, siapa pun yang sedang kebingungan,
berada dalam kegelapan, dirundung masalah yang rumit dan pelik, jangan
buru-buru bergerak. Dia harus menemukan ‘’pepadhange ati’’ lebih dulu,
karena mata tak lagi mampu menembus kegelapan atau masalah yang menyelimuti
jiwa raganya. Soalnya, dalam puncak kebingungan, semua jadi jungkir balik. Atas
jadi bawah, putih jadi merah! Nah, ketika kebingungan belum teratasi, melakukan
apa pun kebanyakan hasilnya akan wurung, sia-sia. Ketika bingung, ora
dunung, kemudian berbuat ceroboh sampai kesandhung dan kedlarung,
akhirnya tentu hanya penyesalan yang kita rasakan. Dan untuk penyesalan seperti
itu, di Jawa sudah ada unen-unen yang menunggu dan siap mengejek
terang-terangan: ‘’Keduwung nguntal wedhung.’’ Memang, semua
orang pernah bingung, tetapi kebingungan itu perlu dijinakkan lebih dulu
sebelum berbuat, sehingga tidak menjadi batu sandungan yang membuyarkan impian
dan harapan.
sumber : suaramerdeka.com
Link Download Kethoprak Seri Syeh
Jangkung, Andharante
- Serial Syeh Jangkung, Andharante_1
- Serial Syeh Jangkung, Andharante_2
- Serial Syeh Jangkung, Andharante_3
- Serial Syeh Jangkung, Andharante_4
Sedangkan Lakon Andharante versi Video dapat anda unduh disini